Wednesday, 1 February 2012

Trip to Batavia (Part2): Pusat Primata SCHMUTZER


Ceritanyaa dilanjuuut lagiii kaakaaakkhhqq…*__*

Setelah berpanas panas ria di bawah rimbunnya pepohonan Ragunan (lho di bawah pohon kok panas #koplak),,akhirnya kami menemukan jalan menuju surga,,eh salah maksudnya jalan kebenaran yaitu jalan yang kita cari menuju PUSAT PRIMATA “SCHMUTZER”

mejeng dulu
Naah udah mulai girang nih si dia,,karena kesampean juga sampai sini,,padahal dalam hati aku juga girang siih karena baru pertama kali juga kesini tapi ya jaim Laahh..hehehe

Langsung shot gun aku keluarin (aka Canon EOS 1000d),bermoncong lensa 18-200mm siap untuk mengeksplor setiap sudut dari Pusat Primata Schmutzer ini..yang konon katanya menurut kisah mahabarata ini tempat penangkaran primata terbesar di Indonesia bahkan di Dunia..


Secara teritori yang dilihat dari GPS Schmutzer terletak di dalam kompleks kebun binatang Ragunan, Pusat Primata Schmutzer yang diresmikan pada tanggal 20 Agustus 2002 ini memiliki koleksi sekitar 25 spesies dari 5 famili dari ordo primata.

Dari hasil guling ..eh salah.. maksudnya gugling,,Pusat Primata Schmutzer dulunya dikelola oleh The Gibbon Foundation, pimpinan Dr. Willie Smits, namun kini pengelolanya adalah Pemda DKI.
mother of primate: Ny Schmutzer

Awal langkah kaki menuju gerbang Schmutzer, pengunjung diwajibkan mebayar HTM 6000 rupiah untuk dewasa, ini di luar ongkos masuk kebun binatang Ragunan lho yang ongkosnya 4.000 rupiah (tiket plus asuransi). Keamanannya pun kalau dilihat lihat cukup ketat, karena saat itu aku dan Azka benar benar di cek barang bawaannya,, pengunjung tidak diperbolehkan membawa makanan dan minuman apapun, bahkan permen pun tidak boleh. Semua barang bawaan pengunjung yang berupa makanan harus dititipkan. tapi untungnya kamera boleh dibawa masuuk…Assiiikk…

Ini untuk menghindari ulah iseng pengunjung yang suka memberi makan hewan-hewan. Padahal makanan manusia itu tidak cocok untuk makanan hewan. Di kebun binatang Ragunan, monyet saja sudah pintar merokok karena ulah manusia yang memberinya rokok. Sungguh Ter-La-Lu.

Sebelum masuk kita sempetin buat foto-foto dulu di depan gerbang masuknya yang boleh dibilang Amazing megah bangeetzz kaakkaakkhhqq…,kita akan disambut gerbang besar bertulis Pusat Primata Schmutzer. Lalu kami berdua mulai menaiki anak tangga dan ketemu kembaraan kitaa (mbah king-kong) dan potoo lagii

engkong dan kedua cucunya

Terus habis itu bingung mau memulai dari mana karena jalan bercabang lurus menuju gorilla walk dan ada pula jalan ke kiri. Akhirnya kami memutuskan untuk  memulai penjelajahan dengan menyusuri Gorilla Walk. Sumpaaah ni tempat keren abiez,,berasa masuk Jurasic Park gituu..
Gorila Walk kereen kakaaak

Kenapa namanya Gorilla Walk hayo..??
Karena disni kita akan menyusuri suatu jembatan khusus yang berada di atas enklosur (kandang yang dibuat mirip dengan habitat asli binatang) Gorila, sehingga kita bisa melihat aktivitas Gorila dari atas. Namun sayang, selama di atas ini, kami gak lihat satupun Gorila. Mungkin mereka sedang beristirahat dan bersembunyi. Berdasarkan informasi dan papan-papan di sini aku ketahui bahwa Gorila-gorila ini mempunyai nama loh, antara lain Komu dan Kumbo.
nih foto si Kumbo

Di beberapa sudut juga terdapat kursi-kursi yang bisa digunakan untuk beristirahat sambil melihat pemandangan. Bila melihat ke bawah, beberapa ubin dari kuningan tampak berukiran wajah-wajah Gorila.

Lanjuut jalaan lagii kakaaakkqq..
Kali ini kita bertemu temennya Avatar Aang..bukaan Appa lho tapi ketemu Momo…hah momo??..iya momo itu ternyata ada disini dan umum dikenal dengan nama Lemuur,,atau kalau pada sering nonton Penguins of Madagascar pasti kenal si Raja dengan ekor belang hitam putih,,nah itu dia Lemuur.

Lemur adalah salah satu jenis primata dengan bentuk mirip musang,,tapi dapat memanjat tegak layaknya primata lain seperti monyet,dengah ekor tebal berwarna belang hitam putih.

inget raja yang di Penguins of madagascar

Kebetulan dsitu lagi rame buanget yang mengelilingi kandang lemur,ternyata lagi banyak fotografer yang lagi asik mengambil gambar si lemur,,tapi fotografernya yang aku lihat masih pake kamera standar,,dengan sombongnya aku keluarin lensa 18-200mm,,udah merasa menang nih,,,eh tiba-tiba dari belakang ada yang bilang “misi mas bisa geser dikit?” dan apa yang dia bawa…. Lensa Putih yang segede Termos emak,,langsung jiper aku dan memutuskan untuk bergeser ke kandang yang lain

Kemudian kami pun lanjut berjalan mengelilingi kawasan Schmutzer ini. Ada beberapa kandang Ungko, Owa Jawa, Wau-wau, Kera Hitam Sulawesi, Digo, Boti, Kelawat, dan Siamang. Kandang-kandang ini ada yang berupa kerangkeng besi, ada juga yang berupa kerangkeng besi dengan kaca.

si Onyeng Unyu

Si dia girang banget ketemu Onyeng yang Unyu-unyu langsung deh kita foto-fotoin tih Onyeng,hehe

Kemudian perjalanan di lanjut menuju ke Terowongan Orangutan. Terowongan ini mengelilingi enklosur Orangutan yang dapat kita lihat dari balik kaca. Michan (panggilan sayang ke si dia,hehe) sempet takut waktu mau masuk ke dalam Terowongan Orangutan.

Terang saja dia takut, suasananya begitu gelap, di beberapa sudut terdapat rumbai-rumbai yang dibuat mirip seperti akar pohon, tetapi di dalamnya sejuk karena terdapat AC. kami melihat beberapa Orangutan sedang bermalas-malasan di rerumputan dan diatas balok kayu buatan
sumpah orangutannya males banget
 
Didinding goa,,ada lukisan ilustrasi bagamana perburuan besar-besaran terhadap satwa endemic yang langka ini,selain lukian ilustrasi ada pula indicator digital yang menunjukkan jumlah popolasi spesies Orangutan yang terus berkurang….Miris Gaan..:(

Keluar dari Terowongan Orangutan, kami berdua melewati Jembatan Kanopi di mana kita bisa berjalan di atas jembatan yang dipasang di atas pohon, namun sayang saat ini fasilitas ini telah ditutup.mungkin karena dianggap berbahaya karena di beberapa bagian terlihat kayu-kayunya mulai lapuk.

Sebelum kami mengakhiri perjalanan, kami berdua menyempatkan diri melihat Lutung Jawa dan Lutung Perak. Ada sebuah papan dengan siluet Gorila yang sedang merentangkan tangan. Rupanya ini digunakan untuk membandingkan ukuran tubuh manusia dengan ukuran tubuh Gorila. Dan hasilnya WOOOWW..jauuh mameen perbandingannya..

gimana klo ketiban gorilla??

oia hamper lupa bagi yang haus dan lupa gak beli air mineral (atau sengaja gak beli karena harganya lebih mahal,hehe),,dapat memanfaatkan fasilitas air munum gratis yang disediakan oleh pengelola pusat primata ini,,dan alhamdulillah masih berfungsi kakaakk..:)..aku sampai munum 3-4 kali,hehe..



masih fungsi lhoo.

Dan pukul 13.00 kami pun telah selesai mengitari kawasan Pusat Primata Schmutzer ditutup dengan masuk kedalam suatu ruangan museum. Di sini dipamerkan berbagai miniatur primata yang bisa menjadi wahana edukasi anak, sertaerbagai papan dengan penjelasan juga banyak terdapat di sini.


Itulah sepenggal cerita di Pusat Primata terbesar di dunia Schmutzer,,semoga bisa jadi refrensi para treveller yang mau jalan-jalan murah tapi puas dan tidak murahan..


Monggo di Cobaa…
Salam Treveller..

2 comments:

  1. heey kenafa tidak memberittahu aku pe,,hehe.. sekarang tiketnya naek. Dewasa 7500, anak2 6000. Awalnya manajemen Schmutzer itu dari Inggris, tp karena pemda dki khwatir aset negara dipegang luar, jadi diambil alih oleh dki. Gitu pe,,, sama siapa pe kesana mbok dikenalin ke saya,hihihi :)

    ReplyDelete
  2. waah... blognya menarik sekali
    saya juga seneng banget tuh jalan-jalan, backpacker, fotografi, terus di abadikan dalam karya tulis

    terus semangat yaa...
    semoga bisa menjelajah ke belahan bumi yang belum dipijak
    semoga bisa menjadi saksi keindaham alam yang terhampar
    dan diabadikan dalam fotografi dan karya tulis yang menginspirasi...

    ^^

    ReplyDelete